Kesehatan Rongga Mulut Diabetisi



Diabetes Mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah melebihi normal (hiperglikemia) yang disebabkan karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.

Keluhan kondisi mulut yang paling menonjol pada penderita DM adalah menurunnya aliran saliva yang menyebabkan mulut kering (xerostomia).

Berikut MinCan (admin Caninus) akan berbagi informasi mengenai masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering dialami oleh panderita DM dan juga cara Peningkatan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Pasien DM. Simak penjelasan di bawah yaa!

Masalah Kesehatan Gigi yang seing dialami oleh penderita DM diantaranya :

1. Gigi berlubang

Risiko terjadinya karies gigi atau lubang pada gigi pasien diabetisi meningkat. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, polifagia yang terjadi pada diabetisi dapat menyebabkan penurunan pH rongga mulut yang berulang-ulang melebihi batas kemampuan air liur dalam menetralkan pH. Kedua, adanya gangguan pengecapan, terutama untuk rasa manis, menyebabkan diabetisi cenderung untuk makan makanan yang manis. Seperti yang telah kita ketahui, makanan yang manis banyak mengandung karbohidrat yang dapat difermentasi oleh bakteri yang menyebabkan lubang gigi. Ketiga, kadar gula yang tinggi di dalam darah berakibat pada peningkatan kadar gula di dalam air liur sehingga komponen anti bakteri berkurang dan tidak ada pertahanan lokal rongga mulut dalam mencegah menempelnya bakteri penyebab lubang gigi pada permukaan gigi.

2. Penyakit Periodontal

Jaringan periodontal merupakan jaringan penyangga gigi yang terdiri dari gusi dan tulang. Jaringan periodontal penting dalam menjaga gigi tetap pada tempatnya di tulang rahang. Kerusakan jaringan periodontal dapat menyebabkan radang, gigi goyang, bahkan gigi tanggal dengan sendirinya. Tingkat keparahan penyakit periodontal berhubungan dengan durasi diabetes mellitus, adanya komplikasi diabetes mellitus, kontrol glikemik yang buruk, dan hiperglikemia. Sebaliknya, radang pada jaringan periodontal pun dapat memicu terjadinya diabetes mellitus dan memengaruhi kontrol glikemik serta komplikasi diabetes

3. Xerostomia

Keluhan mulut kering pada diabetisi dilaporkan sebesar 30-50% dan meningkat seiring dengan kontrol gula darah yang buruk. Mulut kering pada diabetisi dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: infiltrasi lemak ke kelenjar air liur, dehidrasi akibat poliuria, perubahan pembuluh darah mikro pada kelenjar air liur, peradangan lokal, dan neuropati pada kelenjar air liur. Air liur bukan hanya berisi cairan biasa, tapi banyak mengandung mineral dan protein dengan fungsinya masing-masing. Air liur memiliki fungsi anti jamur, anti bakteri, anti virus, lubrikasi, mineralisasi gigi, pencernaan makanan awal, buffer, dan penyembuhan luka. Penurunan produksi air liur dapat meningkatkan infeksi oral, seperti karies gigi, radang gusi dan tulang, infeksi jamur Kandida, dan bau mulut. Selain itu, penurunan produksi air liur dapat menyebabkan hilangnya fungsi lubrikasi dan menyebabkan iritasi mulut, rasa tidak nyaman pada mulut, sulit bicara, bahkan kesulitan untuk memakai gigi tiruan. Gangguan pencernaan seperti kesulitan pembentukan bolus dan gangguan pengecapan juga menjadi salah satu akibat dari penurunan produksi air liur.

4. Sindroma Mulut Terbakar

Keluhan mulut kering pada diabetisi dilaporkan sebesar 30-50% dan meningkat seiring dengan kontrol gula darah yang buruk. Mulut kering pada diabetisi dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: infiltrasi lemak ke kelenjar air liur, dehidrasi akibat poliuria, perubahan pembuluh darah mikro pada kelenjar air liur, peradangan lokal, dan neuropati pada kelenjar air liur. Air liur bukan hanya berisi cairan biasa, tapi banyak mengandung mineral dan protein dengan fungsinya masing-masing. Air liur memiliki fungsi anti jamur, anti bakteri, anti virus, lubrikasi, mineralisasi gigi, pencernaan makanan awal, buffer, dan penyembuhan luka. Penurunan produksi air liur dapat meningkatkan infeksi oral, seperti karies gigi, radang gusi dan tulang, infeksi jamur Kandida, dan bau mulut. Selain itu, penurunan produksi air liur dapat menyebabkan hilangnya fungsi lubrikasi dan menyebabkan iritasi mulut, rasa tidak nyaman pada mulut, sulit bicara, bahkan kesulitan untuk memakai gigi tiruan. Gangguan pencernaan seperti kesulitan pembentukan bolus dan gangguan pengecapan juga menjadi salah satu akibat dari penurunan produksi air liur.

5. Infeksi Jamur Kandida




Infeksi jamur Kandida merupakan infeksi jamur yang paling sering ditemukan pada diabetisi. Tingginya konsentrasi gula di dalam air liur, berkurangnya produksi air liur dan komponen anti jamur di dalam air liur, menurunnya respon imun terhadap infeksi jamur, dan peningkatan reseptor gula di epitel akibat tingginya gula di dalam air liur menyebabkan peningkatan risiko infeksi Kandida pada diabetisi.

  



Itulah beberapa keluhan masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering dialami oleh diabetisi, lalu bagaimana upaya yang dapat dilakukan sebagai usaha peningkatan kesehatan gigi dan mulut diabetisi?

Simak pada artikel selanjutnya yaa. Salam sehat dari MinCan 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peningkatan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Diabetisi

Pelayanan Kesehatan Gigi di Puskesmas Purwoyoso